Apakah Keinginan Untuk Menunda Punya Anak Bisa Membuat Hidup Lebih Bahagia ?

- Biasanya setiap pasangan ataupun pengantin gres setelah menikah dan memulai kehidupan berumah tangga pribadi mempunyai harapan untuk cepat punya anak. Karena banyak faktor yang membuat seseorang ingin membuat sebuah keluarga harmonis dan bahagia dengan anak yang menjadi anggota barunya. 

Faktor perasaan seorang pasangan ataupun pengantin gres sangat kuat dalam menunjang harapan untuk mempunyai seorang anak. Biasanya pasangan yang gres memulai hidup gres selalu membayangkan rasanya menjadi orang bau tanah dan mempunyai keturunan, sehingga mereka menganggap kehidupan mereka akan terasa lengkap kalau anak sudah menjadi adegan dari keluarga yang mereka idamkan.

Selanjutnya dorongan mertua kepada menantunya karena harapan besarnya untuk menimbang cucu dan berharap banyak dari komitmen nikah sebuah pasangan, dan alhasil membuat harapan dan keyakinan mereka untuk siap menjadi orang bau tanah dan mempunyai keturunan.





Setiap orang memiliki ajaran dan pendapat yang berbeda, kalau melihat kasus yang tadi kita bahas tolong-menolong setiap orang memiliki alasan tersendiri untuk menunda punya anak, dan begitu juga dengan pasangan yang memiliki hasrat yang besar untuk pribadi memiliki keturunan semoga mereka memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia.

Bagaimana dengan pasangan yang ingin menunda punya buah hati ?

Pasangan yang ibarat ini juga memiliki alasan tersendiri kenapa mereka ingin menunda untuk punya anak setelah melangsungkan pernikahan. Alasan ibarat ingin menikmati masa - masa cantik dengan pasangan menjadi salah satunya. Mereka juga menganggap kalau sudah punya anak dapat mengganggu waktu kebersamaan mereka dalam menjalin kekerabatan dengan dasar rasa cinta dan kasih sayang dalam kekerabatan mereka.

Namun kalau berkaca pada sebuah penelitian yang telah diterbitkan oleh Psychological & Personality Science, mereka mengatakan bahwa pasangan yang belum mempunyai anak memiliki rasa percaya dan harga diri yang lebih meningkat dibandingkan dengan pasangan yang telah mempunyai anak.

Penemuan dari hasil study yang dipimpin oleh psikolog Wiebke Bleidorn dari University of California, Davis menunjukkan bahwa dari survey yang telah mereka lakukan terhadap 187 pasangan di Belanda selama kurun waktu 5 tahun, kemudian mereka diminta untuk menjelaskan perasaan dan keluh kesah selama memasuki fase tersebut.

Para ilmuwan tersebut sempat menduga bahwa setelah mempunyai seorang anak, seorang ibu akan mengalami penurunan harga diri karena tekanan terhadap tanggung jawab untuk menjadi orang tua.

Ternyata hasil yang mereka dapatkan sangat berbeda dengan yang diperkirakan. Seorang ibu mengalami peningkatan dari segi mental dan harga diri sebelum melahirkan, akan tetapi penurunan yang drastis kemudian dirasakan setelah melahirkan anak dan dan masih menurun secara bertahap di tahun - tahun berikutnya.


BACA JUGA

Sedangkan pada seorang ayah penurunan juga terjadi meskipun tidak sebanding yang di alami oleh seorang ibu. Hal ini disebabkan seorang ibu memiliki beban dan tanggung jawab yang lebih besar kepada anak daripada seorang ayah. Peneliti kemudian menunjukkan penyataan "Meskipun kelahiran seorang anak mempunyai sifat positif, namun hal ini belum menangguhkan rasa was - was terhadap beban dan tantangan berat yang akan dirasakan suatu ketika nanti.

Pada dasarnya pendapat dari peneliti juga tidak mampu dibantah. Mereka menunjukkan penjelasan bahwa pasangan yang gres saja memiliki seorang anak dan menjadi orang bau tanah akan kewalahan dan pusing dikarenakan gundah dalam merawat dan menjaga anak.

Orang bau tanah ibarat terpaksa disaat tiba - tiba harus merawat anak tanpa pengetahuan dan pengalaman secara lebih rinci dan alhasil menurunkan rasa harga dirinya.

Walaupun alasan - alasan yang peneliti jelaskan memang kuat dan banyak kasus yang terjadi ibarat demikian. Namun hal itu tergantung bagaimana anda yang telah melangsungkan komitmen nikah untuk menyikapinya.

Jika membahas anak sebagai buah hati dan akan menjadi keturunan suatu pasangan. Seharusnya tidak menjadi beban yang berarti bagi pasangan yang gres saja menikah. Banyak juga pasangan yang pribadi mempersiapkan jauh - jauh hari untuk kehadiran si buah hati. Mempersiapkan mental dan fisik juga sangat penting untuk menghadapi beban yang akan dirasakan pada ketika setelah calon ibu melahirkan, dan alhasil akan mencicipi indahnya menjadi orang bau tanah yang memiliki anak sebagai bukti curahan kasih sayang dan menjadi bentuk kekerabatan yang lebih remaja dan serius tentunya.

Kesimpulannya ialah setiap pasangan yang ingin melangsungkan komitmen nikah pasti memiliki hasrat untuk mempunyai keturunan, karena itu merupakan salah satu faktor terpenting harmonisnya suatu hubungan. Jangan menganggap karena anak kekerabatan komitmen nikah menjadi rumit disebabkan berkurangnya waktu dan kasih sayang terhadap pasangan dan lebih memfokuskan anak. Karena kalau di asuh dengan baik dan juga dengan rasa sayang yang tulus, anak juga akan menunjukkan rasa patuh dan mencintai orang bau tanah kalau beliau telah besar nanti, beliau akan menjaga orang bau tanah dan berbakti dengan segenap hati, karena anak tidak akan jauh dari orang tuanya. Anak yakni pewaris orang tua, dan bagaimana orang bau tanah itu sendiri, begitulah si anak nantinya.
Previous
Next Post »